Kamis, 24 Oktober 2013

Makna Hidup Sederhana

Apa makna hidup sederhana?

Jika kita tanyakan pertanyaan ini, apa arti hidup sederhana, ke setiap orang, kita akan mendapatkan jawaban yang beragam, sesuai dengan bagaimana dia memandang hidup ini.
Berdasarkan salah satu referensi yang saya baca, makna hidup sederhana adalah kita tidak terpengaruh dengan orang yang memuji maupun yang mencela, selama kita berada di atas kebenaran. Ya, hidup menjadi sangat rumit jika kita selalu mendasari aktivitas kita berdasarkan penilain orang, bukan penilain-Nya. Bahagia ketika ada yang memuji, dan sedih ketika tidak ada yang memuji. Malah ada yang berusaha mendapatkan pujian, meskipun yang dilakukan bukan sebuah kebenaran.
Makna hidup sederhana yang lain adalah apabila seseorang tertimpa musibah dalam kehidupan, seperti hilangnya harta, anak, orang tua, jabatan, atau selainnya, maka dia lebih senang memperoleh pahala atas hilangnya hal tersebut daripada berkata dan berbuat hal-hal yang malah mendatangkan dosa.
Emosi ada 2 macam, emosi pada tempatnya dan emosi tidak pada tempatnya. Bersedih ketika orang tua meninggal adalah wajar, emosi pada tempatnya. Namun bersedih diiringi dengan teriak-teriak, menyobek-nyobek baju, menjambak-jambak rambut, dan terus menerus sedih hingga puluhan tahun, bukanlah sebuah emosi pada tempatnya. Kembali ke kesadaran bahwa segalanya milik-Nya dan akan kembali kepada-Nya. Ini juga merupakan salah satu makna hidup sederhana.
Segela sesuatu yang ada di dalam kehidupan ini sebenarnya sederhana, kita yang membuatnya rumit. Ketika bicara kebahagiaan, salah satu rahasianya adalah simplicity (kesederhanaan).
Simplicity merupakan upaya melihat ke luar, bagaimana kita memandang hidup ini. Upaya ini perlu dilakukan karena kita sering merasa atau melihat hidup ini kompleks dan rumit, padahal sesungguhnya tidak demikian. Semua tergantung pada cara pandang kita. Kita sering merumitkan hal-hal yang sederhana.
Ada  4 jenis orang dilihat dari kemampuan berpikir dan berkomunikasi dikaitkan dengan makna hidup sederhana:
1.Orang yang berpikirnya kompleks, tapi berkomunikasinya sederhana.
2.Orang yang berpikirnya kompleks, dan berkomunikasi juga kompleks.
3.Orang yang berpikirnya sederhana, dan berkomunikasinya juga sederhana.
4. Orang yang berpikirnya sederhana, tapi berkomunikasinya kompleks.
Tipe nomor satu merupakan tipe yang paling bagus. Dengan berpikir kompleks, kita akan melihat segala sesuatu secara holistik.
Sedangkan jika kita berpikir sederhana, Kita bisa kehilangan “big picture”nya.
Namun dalam berkomunikasi kita harus simple, agar bisa diterima orang. Bukannya menggunakan bahasa-bahasa yang sulit dicerna agar kelihatan intelek.  Coba perhatikan contoh berkomunikasi di bawah ini
 “Di usiaku ini, twenty nine my age, aku masih merindukan apresiasi karena basically, aku senang musik, walaupun kontroversi hati aku lebih menyudutkan kepada konspirasi kemakmuran yang kita pilih ya.”
Kira-kira orang yang tersebut masuk kategori mana? Kalau menurut saya sih masuk kategori orang yang pikirannya sebenarnya sederhana, tapi cara berkomunikasinya yang kompleks. :D
Salah satu syarat bahagia adalah berdamai dengan diri sendiri. Selain bersyukur, berdamai dengan dengan diri sendiri juga bisa dilakukan dengan kesadaran bahwa segalanya milik-Nya, dan akan kembali kepada-Nya. Tidak perlu merumitkan diri dengan penilaian manusia yang tidak ada ujungnya. :)

Dikutip dari : falasik.com/makna-hidup-sederhana/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar