Senin, 03 Maret 2014

Hindu Mendebat Part 10


10. Karma dan reinkarnasi

(T) : Tadi kamu katakan orang Hindu masuk sorga atau neraka karena tindakanya. Bukan karena iman atau keyakinan. Apakah itu maksudnya hukum karma, yang sering aku dengar?
(AH) : Ya, benar, kawan. Di dalam kitab suciku dikatakan “ sebagaimana perbuatannya, demikianlah manusia jadinya. Ia yang berbuat baik, menjadi baik, ia yang berbuat buruk menjadi buruk. “ Jadi tindakan kita yang menentukan keadaaan kita. Itulah yang menyebabkan perbedaan terjadi di dunia ini, bahkan sejak seorang manusia lahir.


(T) : Kalau menurut agamaku, itu disebabkan oleh takdir. Jadi Tuhan telah menentukan takdir seorang manusia sejak ia berumur 4 bulan dalam kandungan ibunya. Ketika Tuhan meniupkan roh ke dalam tubuh bayi itu, Tuhan juga telah menentukan orang ini akan menjadi apa kelak. Apakah jadi tukang becak atau jadi raja. BAhkan juga ditentukan orang itu akan menderita dan nanti masuk neraka, atau anak itu akan jadi orang bahagia dan kelak ketika mati masuk sorga.


(AH) : Wah Tuhanmu sewenang-wenang sekali.
(T) : Tuhan kan maha kuasa
(AH) : Dan nanti setelah hari kiamat, akan ada hari pengadilan terakhir, di mana orang-orang yang telah memikul takdir itu akan diadili?

(T) : Ya, benar
(AH) : Mengapa? Bukankah takdir Tuhan tidak dapat diubah oleh manusia? Jiwa seseorang sudah ditakdirkan menjadi orang jahat, ia pasti akan menjadi jahat, tidak dapat lain, karena itu sudah takdir. Mengapa pada hari kiamat ia harus mengadili lagi, padahal ia hanya menjalankan takdir Tuhan. Ibarat sepertinya seperti ini. Seorang pemain film ditugaskan oleh sutradara sebagai tokoh jahat. Pemain ini dapat mendapatkan memerankan tokoh jahat itu dengan baik. Film itu sukses. Tetapi kemudian, actor yang memainkan tokoh protagonist ini diadili dan dihukum oleh sutradara. Lha ini kan aneh?

(T) : Tidak tahu saya. Itu kan rahasia Tuhan. Aturan di dunia ini dan aturan di akhirat kan berbeda. Sekarang mengenai reinkarnasi. Apakah manusia bisa lahir sebagai binatang.
(AH): Secara teoritis bisa saja. Misalnya seorang manusia yang sangat jahat, katakanlah seperti Robot Gedek yang membunuh puluhan anak-anak muda jalanan, dan memutilasi tubuh anak-anak tak berdosa itu. Mungkin saja ia lahir sebagai binatang untuk kurun waktu, 10 atau 50 tahun. Kemudian dia lahir lagi menjadi manusia untuk memperbaiki karmanya di masa lalu. Ini kan jauh lebih baik dari pada dia dihukum selama-lamanya di neraka yang sangat kejam?

(T) : Tetapi mengapa manusia bertambah banyak?
(AH) : Di dalam kitab suciku dikatakan jiwa itu diandaikan seperti api. Setitik api bisa menyalakan banyak lampu. Bahkan setitik api dapat membakar hutan yang sangat luas.

(T): Kalau manusia terus lahir berulang-ulang, apa tujuan hidupnya?
(AH) : Tujuan akhir manusia adalah moksa, persatuan jiwa dengan Tuhan, seperti telah kusebutkan sebelumnya. Dan Moksa tidak dapat dicapai dalam satu kali kehidupan yang singkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar