Senin, 03 Maret 2014
Hindu Mendebat Part 12
12. Maharsi, bukan nabi
(T) : Siapa nabi agama Hindu?
(AH) : Apa nabi itu?
(T) : Nabi adalah orang yang diangkat oleh TUhan sebagai utusan untuk menerima wahyu dan memberikan peringatan kepada umat manusia. NAbi adalah pemimpin agama, pemimpin Negara pemimpin militer. Nabi adalah panutan bagi umat manusia.
(AH) : Kami tidak punya nabi, tapi kami punya banyak maharsi.
(T) : Apa itu maharsi? Apa bedanya dengan nabi?
(AH) Maharsi itu adalah orang bijaksana. Mereka adalah orang yang melewati tahap kehidupan sebagai pelajar (brahmacari) dan berumah tangga (grihasta) dengan baik. Mereka sudah ada dalam tahap hidup wanaprasta (hidup di hutan) atau sanyas, sebagai bhiksu pengembara. Mereka tidak terlibat lagi di dalam urusan keluarga atau politik. JAdi mereka tidak ikut berperang, membagi hasil jarahan menjual budak misalnya.
(T) : Lalu apa saja yang mereka kerjakan?
(AH) : Mereka sepenuhnya hidup untuk spiritual atau kerohanian. Dan syarat untuk itu, mereka sebelumnya harus menjalankan hidup yang sangat bermoral. Karena itu sangat jarang ada kritik tentang kehidupan para maharsi kami. Hampir tidak ada kontroversi tentang kehidupan mereka. Walaupun demikian mereka tidak meminta agar kehidupannya ditiru secara membuta. Mereka tidak ingin dikultuskan. Yang penting adalah ajaran-ajarannya. Jumlah orang-orang semacam ini banyak sekali dalam agama Hindu. Tetapi kami tidak punya kewajiban merayakan hari lahir maupun kematiannya. Karena ketika mereka meninggal, jiwa mereka telah menjadi satu dengan Tuhan.
(T) : Nabiku telah diramalkan di dalam kitab sucimu. Oleh karena itu orang-orang Hindu harus masuk agamaku.
(AH) : Teman, itu tidak benar. Itu sudah dibantah oleh banyak ahli agamaku. Di dalam Weda atau Sruti, kitab utama di dalam agamaku, tidak ada soal ramal meramal. Agamaku bukan agama yang didasarkan atas ramalan. Agamaku didasarkan atas pengalaman rohani nyata dari para maharsi. Dan andaikata menurutmu ramalan itu benar, berarti kitab suciku benar, dan oleh karena itu bukankah kamu yg seharusnya
masuk Hindu?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar